Universitas Negeri Malang (UM) melalui tim pengabdian kepada masyarakat Departemen Hukum dan Kewarganegaaran menjalin kolaborasi strategis dengan Komunitas Terasikip Malang dalam upaya nyata mendorong kesetaraan sosial dan memastikan suara akar rumput terdokumentasikan. Inisiatif ini melahirkan proyek ambisius dengan membangun arsip digital yang menghimpun dan melestarikan karya jurnalistik warga seputar isu-isu sosial di Malang Raya. Proyek ini menjadi terobosan penting dalam upaya demokratisasi informasi dan penguatan memori kolektif masyarakat.
Kolaborasi yang dijalankan mulai dari April 2025 ini bertujuan untuk menciptakan repositori digital yang mudah diakses berisi beragam karya jurnalistik warga. Fokus dari berita ini adalah pada isu-isu sosial yang sering luput dari pemberitaan media arus utama, seperti perjuangan kelompok marginal, tradisi budaya yang terancam, hingga problematika ketenagakerjaan dan pendidikan di tingkat komunitas.
Raisha Hafandi, S.H., LL.M, selaku ketua tim pengabdian yang menjadi motor penggerak proyek dari sisi kampus menjelaskan landasan filosofisnya: “Kesetaraan sosial tidak hanya tentang ekonomi atau politik, tetapi juga tentang akses terhadap informasi dan ruang untuk bercerita. Selama ini, narasi tentang kehidupan sosial di Malang banyak didominasi oleh media besar sehingga seringkali hanya mengangkat dari sudut pandang salah satu pihak saja. Karya jurnalistik warga ini nantinya akan menjadi sumber primer yang autentik, merekam pengalaman langsung, emosi, dan realitas sehari-hari yang komplek. Arsip ini juga akan menjadi bukti sejarah sosial yang ditulis oleh pelakunya sendiri”.
Tujuan dari arsip digital ini dijelaskan secara lebih lanjut oleh Andhika Yudha selaku salah satu anggota dari tim pengabdian UM. Ia menjelaskan bahwa “arsip digital ini bertujuan untuk mengakui dan menvalidasi suara warga, melestarikan memori kolektif, mendorong kesadaran kritis, dan menguatkan literasi media”.
Bagi dunia akademik, arsip ini adalah tambang emas data. “Ini sumber data kualitatif yang sangat kaya dan otentik untuk riset sosiologi perkotaan, antropologi, kajian media, bahkan sejarah lisan kontemporer Malang,” komentar Surya Desismansyah, akademisi UM. Kolaborasi UM-Terasikip berencana untuk mengembangkan kegiatan pendampingan yang lebih intensif untuk meningkatkan kapasitas jurnalisme warga, mengadakan diskusi public berbasis isu yang muncul dari arsip, dan tentunya juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proyek dokumentasi sosial bersama warga.
Pembangunan arsip digital karya jurnalistik warga yang diinisiasi oleh Universitas Negeri Malang dan Komunitas Terasikip Kota Malang bukan sekedar proyek teknologi informasi. Ini adalah sebagai langkah konkret menuju kesetaraan sosial melalui pengakuan terhadap pengetahuan lokal dan suara komunitas. Pemberian “rumah” yang permanen dan terhormat bagi cerita-cerita dari pinggiran, inisiatif ini berpotensi mengubah lanskap memori kolektif Malang untuk menjadi lebih inklusif, demokratis, dan kaya warna. Arsip ini diharapkan menajdi momentum digital yang hidup, terus bertumbuh, dan menjadi saksi bisu sekaligus penyampai lantang tentang denyut nadi sosial masyarakat Malang Raya yang ditulis oleh tangan-tangan mereka sendiri.




